Senat AS telah mengukuhkan Jared Isaacman, seorang miliarder terkemuka dan astronot swasta yang memiliki hubungan dekat dengan Elon Musk, sebagai administrator NASA ke-15. Hasil pemungutan suara dengan hasil 67 berbanding 30 ini memperkuat pergeseran kepemimpinan badan antariksa tersebut, dan menempatkan advokasi untuk percepatan eksplorasi ruang angkasa – khususnya misi ke Mars – sebagai pemimpinnya.
Konfirmasi Mengikuti Jalur Kontroversial
Konfirmasi Isaacman menyusul proses pencalonan yang penuh gejolak yang diatur oleh mantan Presiden Donald Trump. Trump awalnya mencalonkan dan kemudian mencabut nama Isaacman, namun kemudian mengangkatnya kembali pada akhir tahun ini. Selama dengar pendapat di Senat, Isaacman menekankan pentingnya AS untuk kembali memimpin dalam eksplorasi ruang angkasa, khususnya dalam mengalahkan Tiongkok dalam mencapai Bulan sebelum akhir dekade ini.
Konflik Internal dan Keberpihakan Politik
Langkah ini dilakukan saat NASA menavigasi perebutan kekuasaan internal. Penjabat kepala NASA Sean Duffy, yang juga memimpin Departemen Transportasi AS, telah mendorong agar badan antariksa tersebut dimasukkan ke dalam pengawasan permanen bironya, sebuah rencana yang secara efektif dihentikan oleh konfirmasi Isaacman. Upaya Duffy bertepatan dengan ketegangan antara NASA dan SpaceX, dengan Departemen Transportasi dilaporkan mempertimbangkan kontraktor alternatif seperti Blue Origin milik Jeff Bezos karena SpaceX merasa tertunda dalam memenuhi komitmen NASA-nya.
Kemunduran dan Kebangkitan Sebelumnya
Pencalonan Isaacman untuk sementara dicabut pada bulan Mei menyusul perselisihan publik antara Musk dan Trump. Trump secara terbuka mengutip sumbangan Isaacman di masa lalu kepada kandidat Partai Demokrat sebagai alasan untuk menarik namanya. Namun, Isaacman kembali muncul sebagai kandidat dalam beberapa bulan terakhir, dilaporkan memanfaatkan sekutu dalam pemerintahan untuk mengamankan posisinya. The Wall Street Journal melaporkan bahwa sekutunya secara agresif melobi untuk mendapatkan konfirmasinya.
Konfirmasi ini menandai keselarasan yang jelas antara pemerintah dan para pemimpin industri ruang angkasa swasta, yang menunjukkan masa depan di mana NASA semakin bergantung pada kemitraan komersial untuk mencapai tujuannya. Pergeseran ini menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara kepentingan publik dan swasta dalam eksplorasi ruang angkasa, serta pendekatan strategis badan tersebut untuk bersaing dengan Tiongkok.
