Kombinasi Suplemen Sederhana Menunjukkan Janji dalam Melawan Glioblastoma

6

Sebuah studi pendahuluan dari Tata Memorial Hospital di India menunjukkan bahwa kombinasi resveratrol dan tembaga dapat menawarkan pendekatan baru untuk mengobati glioblastoma, salah satu bentuk kanker otak paling agresif. Meskipun hasil awal cukup menggembirakan, para peneliti menekankan bahwa data jangka panjang diperlukan untuk memastikan dampak suplemen terhadap kelangsungan hidup pasien.

Tantangan Glioblastoma

Glioblastoma terkenal sulit diobati karena pertumbuhannya yang cepat dan resistensi terhadap terapi konvensional. Perawatan yang ada saat ini—pembedahan, radiasi, dan kemoterapi—memperpanjang harapan hidup tetapi jarang mencapai remisi total. Hal ini mendorong pencarian strategi inovatif, termasuk mengeksplorasi potensi senyawa yang tersedia seperti resveratrol dan tembaga.

Desain Studi dan Temuan Awal

Penelitian ini melibatkan 10 pasien glioblastoma yang mengonsumsi tablet yang mengandung resveratrol dan tembaga sesaat sebelum operasi. Para peneliti kemudian membandingkan sampel tumor dari pasien tersebut dengan sampel dari kelompok kontrol yang menjalani operasi tanpa suplementasi. Temuan utamanya meliputi:

  • Pengurangan sebesar 30% pada biomarker yang terkait dengan pertumbuhan kanker pada kelompok yang diobati.
  • Penurunan sebesar 41% pada protein yang menekan kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
  • Penurunan 56% pada biomarker yang terkait dengan sel induk kanker, yang memicu kekambuhan tumor.

Yang terpenting, penelitian ini tidak menilai ukuran atau perkembangan tumor secara langsung, melainkan berfokus pada penanda seluler.

Peran Partikel Kromatin Bebas Sel (cfChPs)

Para peneliti berhipotesis bahwa resveratrol dan tembaga bekerja dengan menetralkan partikel kromatin bebas sel (cfChPs). Fragmen DNA ini, yang dilepaskan oleh sel kanker yang sekarat, memicu peradangan dan mempercepat pertumbuhan tumor. Dengan menghilangkan cfChPs, suplemen mungkin “menundukkan” kanker daripada menghancurkannya secara langsung.

Perlunya Tindak Lanjut Jangka Panjang

Uji coba saat ini diperluas ke 66 pasien dengan pemindaian lanjutan yang dijadwalkan setiap enam bulan selama setidaknya dua tahun. Periode observasi yang diperpanjang ini sangat penting untuk menentukan apakah perubahan yang diamati pada penanda seluler menghasilkan peningkatan yang berarti dalam kelangsungan hidup pasien.

Memikirkan Kembali Pengobatan Kanker

Indraneel Mittra, peneliti utama, berpendapat bahwa fokus pada “pembunuhan” sel kanker selama beberapa dekade mungkin salah arah. Sebaliknya, ia mengusulkan untuk mengeksplorasi metode untuk “menyembuhkan” tumor, yang mungkin dilakukan dengan memanipulasi lingkungan mikro yang mendorong pertumbuhan tumor. Pendekatan ini, meski tidak konvensional, mungkin menawarkan jalan baru dalam pengobatan kanker agresif seperti glioblastoma.

Hasil penelitian ini menawarkan secercah harapan, namun kesimpulan pasti memerlukan data jangka panjang yang teliti. Jika benar, kombinasi suplemen sederhana dan murah ini dapat mewakili langkah signifikan menuju peningkatan hasil bagi pasien dengan penyakit mematikan ini.