Pelaut Kuno: Tempat Tinggal Pulau Iguana Dikonfirmasi Setelah 500.000 Tahun

23
Pelaut Kuno: Tempat Tinggal Pulau Iguana Dikonfirmasi Setelah 500.000 Tahun

Seekor iguana ekor berduri, yang pernah dianggap sebagai pengunjung yang tidak disukai di sebuah pulau terpencil di Meksiko, telah terbukti menjadi penghuni sejak lama—sebuah temuan mengejutkan yang mengubah sejarah alam pulau tersebut. Setelah berspekulasi selama beberapa dekade, para ahli biologi telah mengonfirmasi bahwa nenek moyang iguana tiba di Pulau Clarion di Samudra Pasifik hampir setengah juta tahun yang lalu, sebelum adanya pengaruh manusia.

Kepulauan Terpencil dan Misteri Kadal

Pulau Clarion adalah bagian dari Kepulauan Revillagigedo, kepulauan Meksiko berpenduduk jarang yang terletak jauh di Samudra Pasifik. Selama bertahun-tahun, sekitar 100 iguana yang menghuni Pulau Clarion dianggap sebagai spesies invasif, kemungkinan besar diperkenalkan oleh manusia pada akhir abad ke-20. Asumsi ini muncul karena dokumentasi satwa liar di pulau tersebut sebelumnya tidak menyebutkan keberadaan kadal tersebut. Narasi ini mencerminkan tantangan umum dalam studi ekologi: data historis yang terbatas dapat menyebabkan asumsi yang salah tentang asal usul suatu spesies.

Menantang Asumsi Lama

“Semuanya bersifat spekulatif bahwa mereka diperkenalkan—tidak ada yang pernah mengujinya,” jelas Daniel Mulcahy, ahli biologi evolusi di Museum of Natural History di Berlin dan salah satu penulis penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Ecology and Evolution.

Terobosan itu terjadi secara tak terduga. Pada tahun 2013, Dr. Mulcahy mengunjungi Pulau Clarion sambil menyelidiki rumor tentang spesies ular. Saat berada di pulau itu, dia mengamati iguana dan mengumpulkan sampel DNA. Analisis awal mengungkapkan perbedaan utama: susunan genetik iguana tidak selaras dengan iguana ekor berduri di daratan utama.

Asal Usul Kuno Terungkap Melalui DNA

Bukti Genetik

Tim membandingkan DNA iguana Pulau Clarion dengan DNA iguana dari seluruh Meksiko dan Amerika Tengah. Data genetik secara kuat menunjukkan adanya pemisahan dari populasi daratan lebih dari 500.000 tahun yang lalu. Temuan ini menunjukkan bahwa iguana di pulau tersebut merupakan keturunan dari garis keturunan yang menghuni wilayah tersebut jauh sebelum manusia mulai melakukan perjalanan secara luas di wilayah tersebut.

Bagaimana Mereka Tiba?

Mekanisme pasti iguana mencapai Pulau Clarion masih menjadi topik penelitian yang sedang berlangsung, namun para ilmuwan berteori bahwa mereka mungkin tersapu oleh arus laut yang kuat. Kepulauan Revillagigedo terbentuk oleh aktivitas gunung berapi dan dulunya merupakan bagian dari daratan yang lebih luas. Perubahan permukaan laut dan pergeseran tektonik kemungkinan besar menciptakan hambatan geografis, sehingga populasi iguana di Pulau Clarion terisolasi.

Implikasinya terhadap Konservasi

Penemuan ini mempunyai implikasi signifikan terhadap upaya konservasi. Mengakui iguana sebagai penghuni asli berarti mereka tidak lagi dianggap sebagai spesies invasif, dan perlindungan mereka kini menjadi prioritas. Temuan ini menyoroti pentingnya penelitian genetika dalam memahami sejarah ekosistem pulau dan membuat keputusan konservasi yang tepat.

Penemuan ini menggarisbawahi ketahanan hidup yang luar biasa dan cara tak terduga spesies beradaptasi dan berkembang dalam rentang waktu yang sangat lama.

Kisah iguana memberikan gambaran menarik tentang sejarah evolusi mendalam di Samudra Pasifik dan menunjukkan bagaimana penelitian genetika dapat mengubah pemahaman kita tentang alam. Hal ini menjadi pengingat bahwa apa yang dahulu kita yakini sebagai penjajah, mungkin saja sebenarnya adalah penduduk kuno, yang memainkan peran penting dalam ekosistem pulau tersebut.